RETRO

Kata ‘retro’ sendiri merupakan kependekan dari retrospektif, yaitu kembali ke masa lalu menurut kamus Besar Bahasa Indonesia menyiratkan suatu pergerakan ke arah masa lalu sebagai perganntian suatu kemajuan ke arah masa depan. (Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1995: 839). Dan kata ‘modern’ berarti terbaru; mutakhir, sikap dan cara berpikir serta bertindak sesuai dengan tuntutan zaman.

Kata retro datang dari seorang ahli teori yaitu Jean Baudrillard dalam bukunya berjudul Simulacra and Simulation yang berarti kembali pada masa lalu, periode masa lalu yang menjadi gagasan yang besar memandu ke era ‘modern’. (WIKI).

Sebuah benang merah terlihat pada desain yang tercipta antara tahun 1920 dan 1970. Dalam kurun waktu lima puluh tahun, berbagai macam gaya berganti dengan sangat cepat, walaupun dilihat pada zaman sekarang, periode ini tampak sebagai periode yang energinya berkobar-kobar dan memperlihatkan tujuan yang jelas dalam seni, arsitektur, dan desain (Bingham & Weaving, 2005: 12).

Berikut sejarah retro modern berdasarkan periode tahun 1920 sampai dengan 1970 menurut Neil Bingham (2005: 13-35).
Tahun 1920-an dan tahun 1930-an, hal yang paling mempengaruhi penampilan gaya Retro Modern saat ini adalah pergerakan modernisme, yang muncul pertama kali pada tahun 1920-an, bersamaan dengan berkembangnya ide desain modern lain: Art Deco.

Tahun 1940-an dan tahun 1950-an didominasi oleh perang dan ketegangan, sementara dekade selanjutnya merupakan dekade damai, menunjukkan perubahan yang lebih berwarna, optimisme, dan keceriaan. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika gaya retro tahun 1950-an merupakan gaya yang paling dikoleksi saat ini.

Tahun 1960-an merupakan era revolusi dan ekstrimisme. Teriakan para demonstran antiperang vietnam ‘musnahkan bom’ diganti menjadi ‘berdamailah, jangan berperang’. Dua pergerakan artistik mendominasi era 1960-an, yaitu OP dan POP, dan menjadi gaya yang penting yang sering menjadi incaran para kolektor desain Retro Modern pada saat itu.

Tahun 1970-an, buku Charles Jencks yang menggemparkan, ‘The Language Of Post-Modern Architecture’, merekam waktu, tanggal, dan tempat hancurnya pergerakan gaya modern, yaitu pukul 15:32, tanggal 15 Juli 1972, di St.Louis, Missouri. Ketika sebuah kompleks bertingkat yang dibangun tahun 1950-an diratakan dengan dinamit. Gaya modernisme telah berakhir dan siap diganti dengan gaya Post-Modernisme. Pergerakan desain interior lain yang populer, yang muncul pada tahun 1970-an, adalah gaya Hi-Tech yang bertolak belakang dengan anti-desain. Hi-Tech kembali pada unsur-unsur awal modernisme yang menggunakan prinsip produksi massal, fungsional, dan bergaya industrial.

Retro Modern merupakan permainan gaya tingkat tinggi, dan pengetahuan mengenai tren, gaya, dan produk. Modernisme sangat dibutuhkan untuk menciptakan gaya ini. Sekilas, gaya ini kelihatannya hanya menggunakan benda langka dan orisinil tetapi sebagian besar pengikut gaya biasanya memakai produk baru yang dibuat ulang.

Interior Retro Modern dipilih karena menjadi furnitur klasik abad kedua puluh. Furnitur berdesain menarik yang sebagian besar dirancang antara tahun 1920-an, namun hingga sekarang masih bisa disandingkan dengan indah, jika dipilih dan ditata dengan hati-hati. Hanya sebagian kecil perabot yang dipilih dengan hati-hati yang mampu menciptakan gaya dan penampilan yang menarik pada keseluruhan interior.

Buku Modern Retro - Neil Bingham & Andrew Weaving (Versi Indonesia oleh Ariavita P.)
(http://blog.devinstudio.com)

Tidak ada komentar:

Powered By Blogger