STIKER Sebagai Media Komunikasi

Stiker kerap kali digunakan sebagai salah satu dari sekian banyak media komunikasi. Ini bukan saja dilakukan oleh industri komersial (sebagai reklame produk atau corporate), melainkan juga organisasi non bisnis, seperti pemerintah, LSM, organisasi kecil (OSIS dll), bahkan belakangan partai-partai memanfaatkan media ini. Pesan yang ditampilkan pun sangat beragam. Mulai dari nama produk, organisasi, sampai dengan kalimat himbauan, ajakan, petunjuk-petunjuk tertentu, dan bahkan ada yang menyertakan gambar-gambat tertentu.
Kendati begitu beragam bentuk dan pesan yang muncul, setidaknya, sebagai media komunikasi stiker mempunyai fungsi atau manfaat berikut:
Mengkomunikasikan citra suatu organisasi (Nama, logo, atau bahkan corporate colour) – biasanya dalam rangka membangun citra.
Mengkomunikasikan pesan-peasan tertentu seperti: ajakan, himbauan, perintah, penolakan, petunjuk-petunjuk, atau semboyan, yel, jargon.
Mengkomunikasikan foto atau image tertentu: tokoh, binatang, buah-buahan dan lain-lain.

PESAN
Seberapa efektif sebuah stiker mendukung tujuan (pembuatan stiker) sangat bergantung pada beberapa hal:

Penampilan
Stiker harus menarik mata (ey-catching). Hanya dengan ini, mata seseorang akan dialihkan perhatiannnya. Apalagi, stiker sering ditempatkan di tempat yang bergerak dan di tempat umum (sumpek, lho). Untuk mewujudkan desain yang menarik, pengetahuann dasar tentang desain grafis harus dimiliki. Jangan segan-segan berkonsultasi dengan desain grafis.
Ukuran stiker harus optimum: cukup besar agar dapat dibaca dengan baik, dan cukup kecil hingga mudah dibawa-bawa dan ditempelkan.
Kualitas cetakan harus baik, tidak menyilaukan, dan tidak gampang sobek.
Awet & Terjangkau
Pembuat stiker harus mengenal betul sasaran pembaca (khalayak sasaran). Sebab, hanya dengan mengenal secara baik siapa yang menjadi sasaran sajalah, stiker bisa efektif. Prinsipnya, tempelkan stiker di tempat yang pasti atau biasa terlihat oleh sasaran kita. Jangan menempelkan stiker "STOP BBM, GUNAKAN BBG" di lemari kamar kita.
Gunakan bahan yang cukup awet sehingga menjamin keberlangsungan kampanye kita. Misalnya, pemilu belum usai, tetapi stiker sudah lapuk terkena air hujan dan sinar matahari. Jika perlu laminasi stiker anda dengan bahan yang tahan air dan sinar ultra violet. (percetakan dapat mengerjakannya).
Bahasa
To the point. Langsung dan hanya mengenai pokoknya saja.
Singkat, jelas dan akurat. Jangan bertele-tele menggunakan bahasa. Orang hanya membaca stiker secara sekilas. (Ingat stiker dipasang di outdoor dalam situasi sang pembaca relatif bergerak).
Mudah. Artinya, sesuaikan dengan tingkat intelektualitas dan wawasan khalayak sasaran kita. Jangan membunuh lalat dengan senapan.
Identitas penerbit tidak selalu perlu ditampilkan. Mengapa? Ini akan menimbulkan bias yang seringkali tidak menguntungkan. Biarkan khalayak sasaran memperoleh pesan dengan baik, tanpa harus mengetahui siapa yang mengajaknya. Perlu diingat identitas organisai kerap disikapi apriori oleh masyarakrat. "THE SONG NOT THE SINGER". Toh stiker tidak dapat berdiri sendiri. Ia harus merupakan bagian dari strategi kampanye yang menyeluruh. Satu media komunikasi dengan media yang lain harus saling mendukung, demikian juga stiker harus mendapat dukungan dari strategi kampanye secara keseluruhan.

sumber: berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Powered By Blogger